Sunday, September 16, 2012

The Adventure of My Life



Hm, sudah lama tidak menulis di blog, maklum berbagai petualangan tak terduga dari kehidupan mulai menampakkan diri dan suddenly I miss to write it out, hehe :D. Jadi, yuk kita mulai dengan berbagai cerita yang selama ini aku pendam. Sebelum kita berlanjut, I'd like to share a poems to all people that read my Blog, its came from my journey afterall, so please enjoy it. Kalau ada yang ingin meng-copas (copy-paste) silakan, tapi dimohon untuk tidak lupa menuliskan alamat blog & penulisnya sebagai sumbernya ya. Thanks ... >_< ...

PERJALANAN PART I
Oleh: Astri Yulianti
Bandung, 16 – 17 November 2011


Pernahkah dirimu merasa terhenti di suatu tempat dan bingung memilih jalan? 
Bingung harus kemana? 
Bingung dengan perjalananmu yang terhenti oleh berbagai faktor dan alasan yang menurutmu sangat merepotkan? 
Bingung untuk kembali menentukan arah? 
Bingung dengan segala hal yang membebanimu sesaat dan membuatmu ragu berkali-kali? 
Bahkan waktu sejenak pun sepertinya tak mau berpaling untuk menunggumu, malah memaksamu dengan segera untuk melakukan sesuatu. 
Kupikir, semua orang termasuk diriku pernah mengalaminya. Itu adalah bagian dari kehidupan, yang memang mau tidak mau akan muncul dengan sendirinya di depan langkah kita dan meminta dengan sangat rendah hati untuk kita lalui. 

Dulu, aku hanya seorang anak kecil polos yang tidak paham apapun. Pemikiran apapun yang masuk secara tidak sadar, aku mengambilnya sebagai hal penting yang harus dipikirkan, setidaknya hal itu terlihat dengan jelas. Jalur pasti dan arahan yang diberikan oleh orang tua, secara tidak langsung tertanam di pikiran alam bawah sadar kita. Kita harus begini, harus begitu, penuh dengan istilah-istilah yang kini jarang kita maknai secara utuh.

Dan menginjak usia remaja, aku ditawarkan pemandangan yang luar biasa di depanku ,,,
Pengalaman menarik pun ditawarkan padaku yang ketika itu sedang mencari, seolah berkata ,,, 
“Hei, mendekatlah kemari dan bermainlah denganku,” ,,,
Aku yang haus akan pengalaman dan tengah mencari kesana kemari, mengulurkan tangan dan memasuki dunia yang tidak pernah kuduga sebelumnya, membuatku menarik kesimpulan yang sangat beragam, membuatku mendapat pemikiran yang sangat bervariasi, dan menyuruhku untuk mencari jalanku sendiri ,,,

Aku sempat terdiam ketika melihat betapa perjalananku akan sangat panjang dan berliku ,,,
Bahkan Allah pun sepertinya senang memberiku medan perjalanan yang begitu mengejutkan ,,,
Jalur yang penuh dengan jalanan bebatuan, 
Sungai deras, berliku, dan dalam,
Hutan rindang mencekam,
Tebing terjal dan pegunungan yang membentang,
Perahu penyebrangan yang nyaris tenggelam, dan
Badai yang sepertinya senang menggoda dan mengguncang dengan dahsyatnya ,,,

Awalnya, aku sangat merasa lelah dengan segala hal di depan mataku,
Rasanya ketika itu aku ingin menangis tersedu-sedu, berteriak dengan keras ,,,
Dan menyerah adalah pilihan yang paling ingin aku ambil secepatnya ,,,
Lagi-lagi jalan yang harus aku lalui berbatu,
Lagi-lagi jalan yang harus aku lewati berliku-liku dan berputar,
Lagi-lagi jalan yang harus aku tempuh memaksaku bersabar dengan semua bumbu-bumbu di dalamnya ,,,,
Aku terkungkung dalam kegelapan diriku sendiri,
Mengeluh, mengaduh, protes, dan mempertanyakan segala hal ,,,
Kenapa setiap jalan yang aku tempuh selalu tidak semudah yang aku bayangkan ,,,
Kenapa setiap jalan yang harus aku lalui memintaku untuk bersabar ,,,
Kenapa setiap jalan yang harus aku lewati memaksaku untuk memilih kata “menyerah” ,,,
Kenapa begini, kenapa begitu ,,,
Aku mempertanyakan banyak hal di hatiku ,,, banyak sekali ,,,

Berpikir dan menganggap diri ini pantas untuk maju ke panggung yang lebih besar ,,,
Tapi tertahan di suatu tempat yang membuatku merasa bingung dan tak tahu harus berbuat apa ,,,
Tertahan di sudut dan hanya terdiam memandang iri setiap orang yang berjalan mendahului ,,,
Dengan pemikiran picik dan sombong, tersirat dalam hati, kenapa kalian yang justru berjalan lebih dulu, lebih maju, dan seolah-olah meninggalkanku seorang diri? 
Membiarkanku terkungkung keegoisanku sendiri,
Aku tertegun, kenapa aku jadi kebingungan sendiri?
Apa sebenarnya yang aku mau? 
Tujuan apa yang sebenarnya ingin aku capai?
Aku mengulangi hal itu berkali-kali-kali, terus dan terus ,,,
Bagaikan rekaman kaset rusak yang berulang kali diputar ,,,
Hingga akhirnya lelah, terdiam, dan tak bergerak sama sekali ,,,

Hingga suatu ketika, aku bertemu dengan seorang nenek bijak dalam sebuah perjalanan pulang ,,,
Kata-kata sederhananya menusuk tajam di bagian hatiku yang paling dalam ,,,
“Jangan setengah-setengah!”  ungkapnya dengan lembut.
Sesaat aku terdiam dan mencernanya dalam hati, mempertanyakan kembali diri sendiri ,,,
Apakah kau sudah sungguh-sungguh selama ini?
Apakah kau masih setengah-setengah dalam menjalankan sesuatu?
Aku tertohok dan tersentak sadar ,,,
Hei hei, apakah kau sudah mengusahakan semuanya 100%? 
Apakah kau sudah melakukan semua hal yang kau sukai dengan niat yang kuat?
Sudahkah kau melakukannya dengan baik? 
Ataukah dirimu beralasan banyak seperti ,,,
Aku tidak akan melakukannya,
Aku tidak bisa melakukannya, 
Jika dirimu memiliki banyak waktu untuk memberikan alasan ,,, 
Jangan menyerah!
Lakukan yang terbaik untuk semua hal yang kau putuskan akan kau lalui!

Aku tersenyum bangga ,,,
Perjalanan yang awalnya kuanggap sebagai perjalanan sulit yang membuatku menyerah ,,,
Berubah menjadi perjalanan yang menarik ,,,
Hanya dengan mengubah sudut pandang, seolah semua hal berubah menjadi lebih baik ,,,
Bukankah kakimu akan menjadi lebih kuat jika dirimu berjalan di jalanan penuh bebatuan?
Membuatmu bisa memilah milih jalan mana yang lebih baik yang harus dilalui, 
Membuatmu bisa berlari dengan cepat di jalan tanpa hambatan ,,,

Bukankah tubuhmu akan lebih kuat dalam bertahan jika melewati sungai deras & dalam?
Membuatmu bisa mengatur kondisi tubuhmu lebih baik dan menyimpan tenagamu dengan bijaksana ,,,

Bukankah dirimu bisa belajar untuk mengatur  rasa takutmu jika masuk ke dalam hutan yang mencekam?  Belajar untuk menguasai diri sendiri dan pikiran yang selalu membayang di depan keraguanmu ,,,

Bukankah genggaman dan jari-jarimu akan menjadi lebih kuat, dan juga dirimu bisa belajar menentukan keputusan yang tepat dengan memanjat tebing terjal dan pegunungan yang membentang? Menentukan arah dengan baik dan memahami kondisi di sekelilingmu ,,,

Bukankah dirimu bisa belajar berenang saat perahu tenggelam dan paham mengenai hal apa saja yang harus dipersiapkan untuk mencegah perahu tenggelam? Memberimu pengetahuan umum mengenai pelayaran dan persiapan matang ,,, 

Bukankah dirimu bisa belajar untuk melewati badai dengan senyuman dan usaha kerasmu? 
Membentuk keyakinan diri, mengasah kemampuan dan keterampilan, serta membentuk mental pemenang yang akan membawamu ke tempat yang lebih baik ,,, 
Kau pikir seseorang menjadi pelaut ulung hanya dengan melewati lautan yang tenang begitu saja ,,,
Tidak. Mereka melewati badai berkali-kali, bahkan mungkin beratus kali hingga ribuan kali ,,,
Mereka memiliki pengalaman yang didapat dari kehidupan nyata mereka, realita kehidupan mereka 
Bahkan nyawa adalah pertaruhan yang selalu mereka lakukan ,,,
Apakah mereka menyerah dengan mudah?
Tidak. Kalau mereka menyerah dengan mudah, kita tidak akan menikmati hidangan laut di meja makan ,,,

Bukankah saat Allah memberimu jalan yang panjang berliku, cobaan, musibah, dan hal lainnya adalah bukti bahwa Allah sangat sayang kepada kita? Kepadamu?
Bahwa Allah percaya sepenuhnya, kita pasti bisa melaluinya, 

Bukankah ini adalah bukti bahwa kita akan dinaikkan ke level selanjutnya ,,,
Layaknya anak tangga yang harus dilalui, satu demi satu, perlahan namun langkah pasti berjalan ,,,

Ada proses yang harus dilalui, ada prosedur tersirat yang harus dijalankan ,,,
Saat kau mempercepat prosesnya, layaknya menaiki dua anak tangga sekaligus kau bisa terjatuh jika dirimu belum siap, kau akan terpeleset dan terguling jika kakimu tidak kuat ,,,

Ada puluhan kualifikasi yang memang harus kau dalami, ratusan referensi yang harus kau pelajari ,,,
Kau belum menjadi apa-apa maupun siapa-siapa saat kau hanya terdiam, tertegun, memandang dengan iri, menyalahkan orang lain atas pilihanmu, dan tidak melakukan apa-apa ,,,
Kau tidak akan menjadi siapa-siapa saat kau hanya sekedar memiliki keinginan, ingin ini, ingin itu, ingin menjadi seperti dia, ingin menjadi seperti orang itu, tanpa melakukan hal apa-apa ,,,
Yang terpenting adalah apa yang sudah kau lakukan dan sudah kau kerjakan ,,,

No comments:

Post a Comment

Pictures of The Years

  • pemandangan 1
  • pemandangan 2
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3