Tuesday, March 25, 2014

Sudah Ikhlaskah Kau Mengikhlaskannya? (PART I) Let’s Think and Feel IT!

Tergelitik dengan bahasan dari acara MTGW (Mario Teguh Golden Ways) di suatu waktu, sempat akhirnya terpikir untuk menuliskan tentang hal ini. Bahasannya sederhana tentang hubungan pria wanita. Dan di sesi curhat, ada dua orang (1 wanita dan 1 pria) yang kisahnya luar biasa unik, di sisi lain hal itu menunjukkan sedikitnya keegoisan dari manusia, baik itu sisi pria maupun wanita.

Sang wanita menceritakan kisah tentang nasibnya yang di'gantung' oleh kekasihnya, diberikan harapan palsu untuk segera menjalin pertunanganlah, rencana dan kata-kata hendak menikahinyalah, dan sebagainya, tapi si pria hanya sibuk dengan kerjaannya, tidak konsisten dengan kata-katanya. Membuat si wanita yang semula berpikir untuk melupakannya, lalu menerima kehadirannya lagi yang tetap saja hilang timbul layaknya barang yang terapung. Pertanyaanku untuk sang wanita, sampai kapan kau akan membiarkan dirimu ‘digantung’? Apakah kau akan tetap membuat dirimu menderita hanya karena orang yang bahkan tidak mempedulikanmu? Sampai kapan? Sampai kau menjadi nenek-nenek? YAKIN?

Pertanyaanku untuk si pria, kamu serius atau sekedar ingin have fun? Di saat sang wanita dekat dengan pria lain karena tidak diberikan kejelasan, dia langsung bertindak dengan memberikan kata-kata manis penuh racunnya, membujuknya untuk kembali. Pertanyaan berikutnya, kamu ingin dia berada di sisimu mendampingimu, nah sebelumnya kamu sudahkah ada disisinya di saat dia butuh? Coba jawab dengan jujur, kamu dimana dan sedang apa saat dia butuh? So simple. Jawaban jujurmu seharusnya membuatmu sadar atas hasil yang kau dapat. Bukankah begitu?

Kisah curhat yang kedua adalah seorang pria yang menyukai seorang wanita, namun wanita itu menolaknya. Karena dia kesal dan mungkin 'mendendam' secara tidak langsung, dengan segera dia melontarkan 'serangan gaib'nya. Tentu saja ada bantuan dari pihak ketiga dan berwujud 'spiritual'. Dengan serangannya itu si pria berhasil membuat wanita yang disukai sekaligus yang dia kesali itu menyukainya dan memintanya untuk menjadi kekasihnya. Namun, dengan penuh emosi, saking ingin membuatnya menyesal dan membalikkan rasa sakit hatinya, dia menolak perasaan sang wanita. Kamu sudah membuang tenagamu untuk me'melet' dia, lalu menolaknya, apa gunanya? Hanya melampiaskan rasa kekesalan dan sakit hatinya saja. Seolah dengan berbuat begitu, dia senang karena rasa sakit hatinya sudah terbalaskan.

Pertanyaanku untuk dia, berarti selama ini kamu bukan suka sama wanita itu donk, tapi hanya 'nafsu' pengen bersama dengan wanita itu? Pengen 'menaklukan' dia? Artinya kamu menyukai wanita itu bukan dengan tulus tapi karena sikap angkuhmu sebagai seorang pria, tidak bisa menerima penolakan, benar tidak? Coba dijawab dengan pemikiran dan hati yang jujur. Si pria dalam curhatannya bilang, wanita harus hati-hati jika menolak pria karena dukun bisa bertindak. Aku jadi mengingat lagu yang di dalamnya ada lirik seperti ini 'cinta ditolak dukun bertindak'. Aku pribadi sangat tidak setuju dengan hal ini.

Ada juga kasus lain yang mirip, sepasang kekasih kemudian putus lalu sang pria menginginkan mantannya kembali kepadanya dan dia melakukan segala cara, termasuk meminta bantuan para dukun sakti untuk mendukung segala rencananya. Perpisahan memang menyakitkan, tapi ingatlah bahwa perpisahan adalah awal yang baru dari pertemuan. Ada perpisahan maka ada pertemuan. Saat kita berpisah dengan seseorang maka kita akan dipertemukan dengan orang lain, begitulah alur cerita pada umumnya. Dan setiap pasangan saat putus memiliki pertimbangan dan keputusannya masing-masing. Sekarang pertanyaannya, bagi para kekasih yang ditinggal mantannya, atau meninggalkan mantannya, sudahkah kalian melepas kepergiannya dengan ikhlas? Sudah ikhlaskah kau mengikhlaskannya?

Di saat kau tinggalkan dia, di saat kalian sudah putus dan dia dekat dengan orang lain, kenapa masih ada rasa iri dan tidak suka? Hei hei, ingat kembali, kalian bersama itu keputusan yang kalian ambil, kalian berpisah pun itu keputusan yang diambil oleh salah satu dari kalian atau kalian berdua. Kalaupun salah satu di antara kalian tidak rela, maka berpikirlah dan introspeksilah, kita kembalikan kepada Allah SWT. Hormati keputusannya untuk meninggalkanmu. Kau memintanya kembali pun saat dia tidak menginginkannya, percuma, kau hanya membuang waktu dan tenagamu. Kalau memang kau ingin kembali bersamanya, pikirkan kembali apakah memang itu yang benar-benar kau inginkan secara tulus! Kalau kau ingin dia kembali hanya karena sisi egomu sendiri, sebaiknya kau tidak melakukannya, karena hanya ketidakpuasan yang akan kau dapat.

Saat dia lebih memilih orang lain daripada dirimu, jangan hanya marah-marah padanya dan melontarkan kata-kata binatang dan ketidaksopananmu padanya, apalagi memberikan ‘serangan gaib’ dari para dukun sakti dan berniat untuk ‘mencelakakannya’, tetapi ingatlah kembali:

1. Apakah selama ini dirimu sudah berada di sampingnya saat dia butuh? Ataukah dirimu hanya memanggilnya & memintanya mendampingimu hanya saat kau butuh?
2. Sudahkah kau mendengar semua ceritanya dan memberikan respon positif padanya? Ataukah dirimu hanya mendengarnya dan menganggapnya sebagai orang cerewet dan berisik? Tanpa memberitahukan dia cara bercerita yang kau suka?
3. Sudahkah kau menerima dirinya apa adanya? Atau kau mengerecoki dia dan memintanya berubah untuk menjadi lebih cantik dan lebih tampan hanya untuk memuaskan rasa keegoisanmu semata tanpa bertanya padanya apakah itu nyaman untuknya? Sementara dirimu tidak berubah menjadi lebih baik untuk dirinya? Saat kau meminta dan menuntutnya dengan segala permintaanmu, apakah kau SUDAH LAYAK untuk mendapatkannya? Apakah kau SUDAH PANTAS untuk berada si sampingnya dengan segala keegoisanmu itu? Apakah kau memang yang terbaik untuknya? Apa yang membuatmu yakin jika kau memang yang terbaik untuknya?
4. Sudah tuluskah kau menyukainya/mencintainya/menyayanginya? Atau kau menyukainya/mencintainya/menyayanginya hanya karena kau melihat atribut yang dia kenakan, seperti kekayaan, kekuasaan, kekuatan dan gelar jabatan yang dimilikinya.
5. Sudahkah kalian percaya, jujur, dan terbuka satu sama lain? Ataukah kalian masih saling curiga, ragu untuk percaya satu sama lain, bersikap sangat tertutup dan posesif, serta selingkuh di belakang?

Jawaban jujur adalah hasil yang akan sesuai dengan kondisi hubunganmu dengan mantan. Banyak orang mengharapkan orang lain berubah, padahal dirinya sendiri sulit berubah. Perpisahan itu menyedihkan, karena harus ada sesuatu yang mati dalam diri kita, sebelum yang lebih baik tumbuh dan menguat. Dan kebanyakan kita tidak ikhlas mengizinkan yang lama mati. “Jadi sebetulnya yang menyiksa itu bukan mantan, tapi kita sendiri. Kita tidak bisa melihat orang lain bahagia terutama mantan. Ternyata masalah utama menghadapi mantan itu adalah masalah internal kita” (MTGW).

Karena pacaran itu belum tentu menikah, ingatlah bahwa selalu harus ada RTL (Rencana Tindak Lanjut) yang harus dipikirkan ke depan. Kita tidak hidup di masa lalu tetapi di masa sekarang dan harus menyongsong masa depan. Masa lalu adalah pelajaran, sejarah kita yang penuh dengan berbagai perjalanan unik dan masa sekarang is a gift, present. Sampai kapan kita mau terikat dengan masa lalu? Sampai kita kakek-nenek? Hei hei, yang benar saja! THINK!

Tak bisakah kita merelakan mantan untuk berbahagia? Atau karena kita menginginkan dia berada di samping kita, saat kita tidak bisa bersamanya, maka dia tidak boleh bersama dengan orang lain? Dia tidak boleh bersama siapapun? Begitu? Kalau perlu dia pun menderita sama seperti kita yang kesepian karena ditinggalkan olehnya? Ckckckc, jikalau itu yang tersimpan dalam otak kita, artinya kita MANJA SEKALI!!! Pemikiran kita SEMPIT SEKALI!!! Setiap manusia diberikan kesempatan untuk memilih dan pilihan yang tepat akan membawa kita ke jalan yang tepat. Life is changing, guys, you need to look up around you!!! Come on, THINK!!!

Saat kau menyakiti orang lain, itu berarti kau iri dengan kehidupan orang lain, kau tidak suka melihat mereka bahagia. Sekarang ubah pemikiranmu, fokus untuk mencari kebahagiaanmu sendiri! Jika kau berkata, kebahagiaanku adalah BERSAMANYA? Benarkah itu? Tanyakan ulang dan berulang-ulang pada hati kecilmu!

Kau berusaha keras menginginkannya kembali dengan segala cara, baik yang halal maupun yang haram, dari cara membujuk yang baik hingga membujuk dengan bantuan tentara jin atau sejenisnya. Pertanyaannya, jikalau kau kembali bersama dengannya kemudian, apakah kau akan berbahagia? Apakah dia dan kau benar-benar berbahagia? Atau hanya dirimu saja yang puas sementara dia 'linglung' akibat 'serangan'mu itu dan mencintaimu/menyanyangimu atas dasar 'PAKSAAN'? Apakah kau bisa bahagia dengan itu? I don't think so! Ask Yourself! I doubt it! Kalaupun kembali, aku tidak yakin hubungan kalian akan bertahan lama. It’s not that simple! It needs process to take the reality for you to faced! Honestly, no one want a fake love, including you, of course!

Look the reality, do not live on your dream continously, coz you lived in a real world, not in a dream! Dreamer seems to forget what the reality is! You GOT to WAKE UP! Ada proses yang harus kau jalani untuk menghadapi itu semua. Jalani prosesnya, hadapi semuanya! That's it! Remember, DO NOT BLAME OTHERS for WHAT HAPPENED TO YOU. It’s your life, you got to choose what you want to do! You choose, then you should accept the consequences of your choices! THAT’S IT!

So, Let’s Think!

Friday, March 7, 2014

Semoga Tuhan Mengampuni Kita Semua …


Benar kiranya kalau ada pepatah mengatakan perkataan lebih tajam dari pisau, pada kenyataannya perkataan sesederhana apapun yang bila menyakitkan akhirnya menimbulkan niat jahat yang tidak terduga.

Dunia ini sudah terlalu tua dan manusia di dalamnya pun sudah berangsur lupa dengan makna kehidupan. Entah bagaimana harga NYAWA saat ini dikalahkan dengan EGO dalam diri sendiri. Bayangkan saja di pemberitaan yang beredar saat ini, ayah membunuh anak kandungnya, sebaliknya anak kandung membunuh kedua orang tuanya. Kita tidak akan lahir ke dunia kalau tidak ada orang tua lho, tolong diingat itu! Orangtua pun akan kekurangan hal yang membahagiakan jika tidak dikaruniai anak, ingatlah itu! Orang tua dan anak adalah bagian yang tidak terpisahkan, kok malah saling bunuh-bunuhan? Dikira dunia ini mainan! Bukan game!

Terjadi banyak pemerkosaan, pencurian, perampokan yang akhirnya merenggut nyawa. Perilaku-perilaku kriminal yang tidak menyadari akibat dari perbuatan mereka. Mereka tidak berpikir akibat secara materi dan psikologis. Apakah mereka tidak pernah berpikir dan bertanya dalam hati, bagaimana kalau hal itu terjadi pada orang yang paling mereka sayangi?

Apakah mereka tidak tahu, bagaimana kemudian perkembangan psikologis korban dan keluarga korban setelah perbuatan itu terjadi?
Suami atau istri melakukan KDRT, lalu penyiksaan terhadap para asisten rumah tangga, hei hei, apa kalian lupa bahwa kalian juga manusia dan mereka juga manusia? Apakah kalian lupa bahwa kita sama-sama manusia yang lemah dan rapuh, yang tiada daya upaya selain dengan izin Allah SWT? Ingatlah bahwa manusia tidak kekal, begitupun dengan segalanya di dunia, kekayaan, warisan, harta, kekuasaan, perasaan, dan lainnya bisa berubah hanya dalam waktu singkat. Dunia bisa berputar, bagaimana seandainya hal tersebut terjadi pada kalian para pelaku?

Kalau mau KDRT sebaiknya tidak usah menikah saja, langsung saja cari tempat bela diri, latihan gih disana, lebih banyak tantangan menarik, banyak orang yang bersedia melayani kok. Melawan orang yang tidak berdaya bukannya itu tidak sopan? Dipikirkan dulu sebelum main hantam, dibicarakan baik-baik, kalau tidak bisa minta bantuan untuk mediasi pada saudara atau keluarga terdekat, jangan main siram air panas, bakar punggung orang dengan setrika panas, dan lain-lainnya. Ingat, hemat air dan listrik, nanti dicabut dan malah mati, repot! Mukul orang itu sakit lho, tangan kita juga memar dan luka, belum lagi jantung kita dipompa dengan kecepatan di atas rata-rata, masih suka ya mukul-mukul orang yang tidak berdaya? Nggak gentle deh!

Lalu kasus terakhir yang sedang mencuat dan hampir sering terjadi di beberapa kota besar Indonesia (Nampak lagi ngetrend begini ya kasus pembunuhan, ngeri abis …), pembunuhan oleh mantan pacar, kekasih, teman kencan dan lain sebagainya. Inti masalah sebenarnya berfokus pada dua hal, komunikasi dan komitmen. Hampir seluruh kasus masalah utama adalah kesalahpahaman. Si A maunya begini, si B maunya begitu, kalau sama-sama keras ya susah, minimal harus dicari jalan tengahnya. Lalu tentang komitmen biasanya karena selingkuh dan ada benin baru yang harus dimintai tanggung jawabnya. Nah, sekarang pertanyaannya, sejak awal kalian serius ndak? Kalau main-main dan sekedar have fun ya urusan masing-masing, tapi kalau sudah komitmen seharusnya tidak menjadi masalah dan fokus dengan komitmennya. Pertanyaan berikutnya, komitmennya dijaga nggak? Nah, silakan menjawab sendiri.

Lalu alasan yang terlihat sederhana namun mengerikan adalah sakit hati dan cemburu. Hm, ini adalah dua hal yang berbeda namun saling berkaitan. Wajar jika kita merasakan sakit hati dan cemburu, itu bukti kita memiliki hati sebagai manusia. Yang tidak wajar itu kita sakit hati dan cemburu lalu merenggut nyawa orang lain. Hei, kau pikir nyawa itu BARANG? Yang bisa diganti seenaknya? Yang akan kembali saat kau menginginkannya? SALAH. Sekali kau menghancurkannya, semuanya tidak akan pernah kembali.

Manusia dilahirkan dengan proses yang lama, dibesarkan juga dalam waktu yang lama, kemudian tiba-tiba direbut hanya dalam waktu singkat. Rapuh sekali kan? Kalian yang tidak tahu apa-apa tentang prosesnya, tentang kerja keras orang tua yang membesarkan, harapan mereka ke depan bagi anak-anak mereka; mengedepankan EGO dan Keinginan semu lalu menghancurkan itu semua, sama saja dengan APA???

Apa kalian sebagai pelaku tidak berpikir tentang masa depan kalian saat mengedepankan EGO dan EMOSI? Setan tertawa dan senang di belakang kalian lho. Tidak mudah memaafkan orang, tidak mudah mengikhlaskan semua orang, selalu dan selalu ada prosesnya. Waktu akan membantu dan itu kenyataannya, tapi goresan luka tidak bisa dihilangkan. Meski kau bisa memaafkan, tapi yang sudah terjadi, maka terjadilah, kita tidak bisa melupakan, jangan lupakan hal itu. Meski selalu ada kesempatan kedua, pada akhirnya hanya penyesalan yang kemudian akan datang oleh sikap yang tidak pernah kita duga. Saat kita ingin melakukan sesuatu untuk dan karena orang lain, bahkan berbuat baik pun selalu ada halangannya, dan berbuat hal yang tidak baik, resikonya lebih banyak. Silakan pilih sendiri.

Harapanku hanya satu, semoga Allah SWT mengampuni dosa kita semua. Amiin.

Pictures of The Years

  • pemandangan 1
  • pemandangan 2
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3