Thursday, February 11, 2010

HAKIKAT MANUSIA


Gnothi SeauthonKenalilah Dirimu!

Pernyataan yang dilontarkan oleh Delphi tersebut mengusik para filsuf untuk memahami diri mereka sendiri. Keinginan itulah yang mengawali munculnya berbagai perspektif dan pandangan mengenai hakekat manusia yang kita gunakan saat ini.
Manusia adalah makhluk yang sangat rumit untuk dikaji. Walaupun sudah lebih dari puluhan tahun, segala seluk beluk manusia tidak seluruhnya diketahui. Seperti yang disebutkan dalam Johari Window bahwa dalam diri manusia itu ada bagian yang diketahui oleh orang lain dan ada pula bagian yang tidak diketahui oleh orang lain.

Manusia memilki kemampuan akal budi yang memungkinkan ia mengaktualisasikan kreativitasnya dalam berhubungan dengan Tuhan, manusia lain, dan alam sekitarnya. Manusia senantiasa mengembangkan kemampuan lahir dan batinnya, untuk mencapai tingkatan martabat makhluk yang berbudaya dan memiliki tingkatan martabat yang lebih tinggi daripada binatang.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri, intelegensi, dan keterampilan. Dengan kemampuannya ini manusia berjuang mempertahankan eksistensi, kelangsungan hidup, dan mengembangkan kreativitasnya dalam rangka mengaktualisasikan potensi dalam dirinya.

Berdasarkan pemaparan perspektif mengenai anggapan-anggapan dasar tentang manusia yang ada, saya mengambil kesimpulan bahwa hakekat manusia itu, adalah:

1. Manusia itu Dinamis (Tidak Statis),
 Berubah-Tak Berubah
Manusia itu selalu berubah-ubah dan juga kadang tidak berubah. Hal ini terkadang dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan juga motivasi untuk menggapai sesuatu yang lebih tinggi. Seringkali manusia berubah pada waktu-waktu yang tidak diperkirakan. Seringkali juga manusia berubah karena ada hal atau pengalaman (buruk atau baik) yang dialaminya dan cenderung mengarah pada hal yang membentuknya itu.
Contoh:
Kehidupan para remaja yang saat ini marak pergaulan bebas bisa saja berpengaruh pada perkembangan kepribadian seseorang. Saat seseorang memiliki prinsip yang kuat, dia tidak akan terombang-ambing, akan tetapi jika seseorang itu prinsipnya lemah dan mudah terpengaruh, maka terjebak dalam hal seperti ini bukanlah tidak mungkin.
Jika ternyata kita terpengaruh dan berubah menjadi lebih buruk lagi, kita harus mengintrospeksi diri dan kembali mencari tujuan kita.



2. Manusia itu Fleksibel (Elastis),
 Kebebasan-Ketidakbebasan
Dalam hal ini manusia bebas bertindak, bebas melakukan hal apapun yang disukainya, bebas berkehendak. Akan tetapi di satu sisi, kebebasannya dalam bertindak tertahan oleh yang namanya peraturan dan tata tertib yang mengatur dirinya. Tindakan manusia ini pun kadang bergantung pada dirinya sendiri atau lingkungan di sekitarnya.

 Rasionalitas-Irasionalitas
Manusia kadang sangat rasional memikirkan sesuatu secara ilmiah dan teoritis, penuh dengan analisis dan pembuktian-pembuktian teori, sehingga muncullah berbagai macam ilmu pengetahuan yang kemudian berkembang dan menjadi bagian dari kehidupan manusia. Akan tetapi, ada saat dimana manusia mempercayai hal yang tidak masuk akal, hal yang tidak dapat dipahami secara logika, yang kemudian memunculkan ilmu gaib, supranatural maupun paranormal.

 Subjektivitas-Objektivitas
Manusia kadang bisa sangat objektif atau bisa sangat subjektif dalam memandang suatu hal, baik itu hal yang menyangkut dirinya maupun orang lain. Pandangan subjektif maupun objektif ini kadang dipengaruhi oleh kerpibadiannya maupun lingkungan di sekitarnya.

 Proaktif-Reaktif
Manusia kadang bertindak berdasarkan keinginan dirinya sendiri, terkadang manusia juga bertindak berdasarkan stimulus-respon yang didapatkannya. Apakah stimulus/rangsangannya itu membuatnya tertarik untuk mengubah kognisinya dan kemudian mengambil tindakan? Tentunya kembali lagi pada stimulus yang diberikan, apakah membuatnya tertarik atau tidak.

 Homostatis-Heterostatis
Manusia itu lebih cenderung bersikap untuk menghindari ketegangan dan mencari stimulus yang bisa menggerakkannya menuju perkembangan dan pertumbuhan diri yang lebih baik dan lebih jelas sehingga dirinya dapat mulai mengenal diri sendiri, terjadinya pengungkapan terhadap diri sendiri (self-actualization).

3. Manusia itu Makhluk yang Rumit, kadang memahami dengan jelas tentang dirinya, kadang sebaliknya, sama sekali tidak memahami dengan jelas apa, siapa, dan bagaimana dirinya itu.

 Dapat diketahui-Tidak dapat diketahui
Seperti yang disebutkan dalam Johari Window, ada bagian dari diri kita yang diketahui orang lain (bersifat publik) dan ada juga bagian dari diri kita yang tidak diketahui oleh orang lain (bersifat privat). Hal-hal semacam ini yang kemudian memunculkan berbagai penelitian tentang manusia dan menjadikan manusia sebagai makhluk yang unik.

4. Manusia itu Makhluk yang Bermakna Ganda (Ambigu).
 Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan
Berdasar kepada ajaran agama, terutama dalam hal ini agama Islam dan Kristen, manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan yang kemudian menjadikan dirinya sebagai hamba Tuhan. Keyakinan seperti ini sudah ada sebelum penelitian-penelitian mengenai manusia diungkap lebih jauh hingga ke seluk beluknya. Adanya pemahaman seperti ini membuat keyakinan setiap manusia berbeda-beda tergantung pada prinsip dan pandangan agama yang dianutnya.

 Sebagai Makhluk Sosial
Manusia tidak dapat hidup sendiri dan itu adalah kenyataannya. Di manapun, kapanpun dan dalam situasi bagaimanapun manusia memerlukan manusia lain untuk mendukung kesejahteraan hidupnya, Perlunya eksistensi diri dalam sebuah lingkungan pun adalah bukti bahwa dia perlu berada di dalam sebuah lingkungan atau komunitas yang terdiri dari berbagai macam manusia. Sebuah eksistensi diri sangat penting bagi manusia karena jika dia tidak mendapat ruang di tengah-tengah masyarakat, atau tidak mendapatkan pengakuan, maka perasaan tidak berguna akan muncul dengan sendirinya.
Sebagai makhluk sosial juga makan setiap tindakan yang kita lakukan akan berdampak kepada masyarakat dan diri kita sendiri yang secara tidak langsung membuat perubahan pada tatanan masyarakat.

 Sebagai Makhluk Individu
Selain sebagai makhluk sosial, manusia juga memiliki sifat sebagai individu. Seringkali dalam hubungannya dengan manusia lainnya, manusia lebih memikirkan dirinya sendiri. Manusia berdiri dengan prinsipnya yang menjadikannya sebagai individu-individu yang unik. Manusia juga cenderung bertindak atas keinginan dan kehendaknya sendiri yang diputuskannya sendiri.

5. Manusia itu Makhluk yang Memiliki Kepribadian.
 Konstitusionalisme-Environmentalisme
Manusia itu cenderung memiliki kepribadian dari hasil penggabungan dua faktor, yakni bawaan dan lingkungan. Sikap-sikap bawaan menjadi kepribadian berasal dari bawaan keluarga dan genetik dari sifat-sifat orangtuanya. Di sisi lain, lingkungan tempat dia dibesarkan adalah tempat dimana dia kemudian berkembang dan memiliki kepribadian yang menjadi cirri khasnya sendiri.

 Holisme-Elementalisme
Dalam hal kepribadian, manusia bisa dipelajari melalui dua hal, yakni secara utuh atau keseluruhan, dan secara parsial atau per bagian. Kepribadian adalah sekumpulan tingkah laku yang dipelajari sehingga untuk mempelajari tingkah laku manusia terkadang disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang menjadi alasan setiap manusia melakukannya. Terkadang kepribadian juga ada kepribadian palsu yang sengaja dibuat-buat dikarenakan posisi atau kedudukan yang didapat seseorang, sehingga terkadang sangat sulit untuk menunjukkan seperti apa kepribadian manusia itu secara utuh.



Kesimpulan Akhir:
Dari kesimpulan yang saya dapat, intinya adalah manusia pada dasarnya makhluk yang unik. Situasi-situasi macam apapun bisa dihadapi, dari semua paparan yang ada rata-rata dihadapi oleh setiap manusia sendiri-sendiri. Bagaimana masing-masing manusia itu bertindak dan menghadapi berbagai situasi yang ada tergantung pada dirinya sendiri, tergantung pada prinsipnya, tergantung pada kepribadiannya, pemikirannya, hal yang diyakininya dan sejauh apa ia memahami benar tentang permasalahannya. Dalam hal ini tentunya pengetahuan dan pengalamannya adalah faktor yang juga sangat menentukan.

No comments:

Post a Comment

Pictures of The Years

  • pemandangan 1
  • pemandangan 2
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3