Wednesday, February 10, 2010

Candi Prambanan Sebuah Keajaiban



Perjalananku tidak berakhir di Kota Solo, melainkan lanjut ke Yogyakarta yang terkenal dengan daerah pasar Malioboro dan Pasar Beringharjo. Selain Pasar Malioboro yang terkenal dengan daerah penjualan batik yang terbesar dan cukup murah di Yogyakarta, kota yang satu ini pun memiliki keunikan lain seperti adanya Sunmor (Sunday Morning), semacam pasar tumpah yang berada di wilayah kampus Universitas Gadjah Mada (UGM)yang selalu ada setiap pagi hari mulai dari subuh hingga menjelang dzuhur. Barang-barang yang ditawarkannya juga unik dan kreatif, sebagian besar merupakan kreasi kawan-kawan mahasiswa. Sebagian besar barang kerajinan tangan dan sandang seperti biasa, walau tidak kalah dengan Paun (Pasar Unpad) dan juga Gasibu pada Minggu pagi.

Beres dari perjalanan pagi mengesankan dengan menaiki Trans Yogya, akhirnya kami bersepuluh sampai di wilayah Candi Prambanan. Kembali kali ini rombongan kami terdiri dari aku, Medi, Zee, Hasin, Yuli, Gama, Faiq, Randu, Rena, dan Biko, berfoto-foto ria di pintu gerbang candi. Makan dan mencari makanan ringan sebelum masuk ke kawasannya dan sempat-sempatnya berkeliling di tempat warung-warung souvenir. Berbagai macam souvenir khas candi Prambanan dan khas yogyakarta bertebaran di beberapa warung tersebut. Dimulai dari harga 1000 rupiah hingga harga yang sangat tinggi hingga puluhan ribu ke atas. Aku tertarik dengan tiruan kodachi dan pedang samurai katana yang harganya lumayan murah untuk model unik begitu. Tiruan macam ini juga dijual di daerah Malioboro, di toko batik yang menurutku paling besar di wilayah Malioboro, yakni Mirota Batik. Toko batik yang lengkap dengan pernak perniknya, bahan-bahan kain batiknya, mulai satin dan katun, hingga jenis sutranya. Lalu di lantai teratas ada sebuah cafe yang bisa melihat kota Yogya dari atas, pemandangan yang lumayan mengesankan, walau agak sedikit rugi jika hujan mulai turun dengan deras.

Perjalanan ke Prambanan diiringi dengan teriknya matahari, wajar karena kami bersepuluh tiba disana sekitar pukul 1 siang dan matahari sedang panas-panasnya disana. Di halamannya kami berfoto ria seperti biasa. Dan ketika menginjakkan kaki di depan candi yang berukuran tinggi besar dan menjulang itu, aku merasa seperti melihat raksasa gagah tengah berdiri di hadapanku. Waw, menakjubkan.

Bayangkan saja, kalian berada di tengah-tengah bangunan candi yang besarnya berpuluh-puluh kali lipat dari ukuran tubuh manusia. Belum lagi dengan tumpukan batuan yang menopang candi serta bangunan yang hanya rusak sebagian ketika terkena gempa 27 Mei 2006 yang lalu. Entah berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh para pembangun candi Prambanan ini. Saat aku berdiri di depannya, yang aku lihat adalah aura keagungan dari sebuah kerajaan, dari sebuah kebudayaan yang sangat tinggi. Untuk tempat berdoa dan memuja Tuhan Yang Maha Kuasa, mereka membangun candi-candi yang begitu tinggi besar menjulang, dengan harapan doa mereka terkabulkan, tersampaikan karena dekat dengan langit.

Tidak hanya itu saja yang menarik perhatian, dari segi legendanya pun membuat kita benar-benar bisa terpesona dengan keindahannya.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).

Bagiku candi Prambanan ini adalah bukti kuat suatu kebudayaan tinggi dari sebuah kerajaan. Betapa besar dan tinggi nilai kebudayaan mereka hingga mereka membuat candi sebesar ini. Candi dengan keajaiban yang tak terhingga. Candi yang begitu mempesona.

Sumber:
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/prambanan/

1 comment:

Pictures of The Years

  • pemandangan 1
  • pemandangan 2
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3